PASAL I
HAK ALLAH ATAS HAMBA-HAMBANYA
1.
Untuk apa Allah Subhanahu wata’ala
menciptakan kita?
Jawaban : Dia menciptakan kita dengan tujuan agar beribadah
kepadaNya serta tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wata’ala :
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan
manusia kecuali agar mereka menyembah kepadaKu”. (QS Adz Dzariyat:56)
Dan Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ
أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Artinya: “Hak Allah Subhanahu wata’ala atas
hambaNya bahwa mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun”
[Muttafaqun ‘Alaih, Muslim 1/43 (13), Ibnu Majah 3487-4372]
2.
Apa sebenarnya yang dimaksud Ibadah
itu?
Jawaban: “Ibadah”
adalah sebuah nama yang meliputi apa saja yang Allah cintai dan ridhoi, baik
berupa ucapan-ucapan, ataupun perbuatan-perbuatan, seperti berdo’a, shalat,
menyembelih (hewan qurban) dan lain sebagainya.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
قُلْ
إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku,
sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam”. (QS Al-An’am: 162)
Yang dimaksud nusuki adalah dzabhi
lil hayawanat (sembelihan-sembelihanku terhadap binatang-binatang ternak)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah Subhanahu
wata’ala telah berfirman:
وَمَا
تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
Artinya: “Dan tidak ada sesuatu yang lebih Aku
cintai yang dengannya hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku daripada apa yang
telah Aku wajibkan atasnya.” [Hadits Qudsiy
diriwayatkan oleh Bukhari]
Hadits qudsiy ialah firman Allah selain Al-Qur'an yang disampaikan dengan
lafazh dan Rasulullah.
3.
Bagaimana kita beribadah kepada
Allah Subhanahu wata’ala ta’ala?
Jawaban: (Kita beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala) menurut
perintah Nya dan perintah Rasul Nya.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا
تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala)
amal-amalmu”. (QS Muhammad:
33)
Dan Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ عَمِلَ
عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Artinya: Barang siapa yang melakukan suatu
amal padahal tidak ada atasnya perintah kami maka amalan itu tertolak. Yakni
tidak diterima [HR Muslim
5/132 (242)]
4.
Apakah kita beribadah kepada Allah
Subhanahu wata’ala dengan perasaan takut dan harapan?
Jawaban : Ya betul! Kita beribadah kepada Allah Subhanahu
wata’ala dengan rasa takut dan harapan.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman tatkala menyebutkan sifat-sifat
orang-orang mukmin:
يَدْعُونَ
رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
Artinya: “Sedang mereka selalu berdoa kepada
Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap”. (QS As Sajdah: 16)
Dan Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam :
أَسْأَلُ اللَّهَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِهِ مِنْ النَّارِ
Artinya: Aku mohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
surga dan berlindung denganNya dari neraka. [HR Abu Dawud 792-793]
Penjelasan :
Penulis berdalil dengan hadits ini karena dalam hadits
ini Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam memohon kepada Allah Surga, ini menunjukkan
adanya perasaan harap (thama') dan juga berlindung kepada-Nya dan siksa api
neraka, ini menunjukkan adanya perasaan takut (khauf). Jadi Rasululloh shallallahu
‘alaihi wasallam menggabungkan
keduanya yaitu antara perasaan harap dan takut. Wallaahu a'lam.
5.
Apa yang dimaksudkan Ihsan dalam
ibadah?
Jawaban : (Yang dimaksud “ihsan” dalam ibadah) ialah adanya
perasaan diawasi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dalam beribadah.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
الَّذِي
يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي
السَّاجِدِينَ
Artinya: “Yang melihat kamu ketika kamu
berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di
antara orang-orang yang sujud”. (QS Asy Syu’araa: 218-219)
Dan Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ
اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنَّكَ إِنْ لَا تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Artinya: Yang dinamakan Ihsan adalah engkau
menyembah Allah Subhanahu wata’ala seakan-akan engkau melihatNya, dan jika
engkau tidak melihatNya sesungguhnya Dia melihatmu. [HR Muslim 1/30 (2)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar