Jumat, 03 Februari 2017

Syarh Khudz Aqiidatak min Al-Kitab wa As-Sunnah Ash-Shohiihah 1

PASAL  I
HAK ALLAH ATAS HAMBA-HAMBANYA


1.     Untuk apa Allah Subhanahu wata’ala menciptakan kita?

Jawaban : Dia menciptakan kita dengan tujuan agar beribadah kepadaNya serta tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.

Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wata’ala  :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah kepadaKu”. (QS Adz Dzariyat:56)

Dan Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  :
حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Artinya:Hak Allah Subhanahu wata’ala atas hambaNya bahwa mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun” [Muttafaqun ‘Alaih, Muslim 1/43 (13), Ibnu Majah 3487-4372]


2.     Apa sebenarnya yang dimaksud Ibadah itu?

Jawaban: “Ibadah” adalah sebuah nama yang meliputi apa saja yang Allah cintai dan ridhoi, baik berupa ucapan-ucapan, ataupun perbuatan-perbuatan, seperti berdo’a, shalat, menyembelih (hewan qurban) dan lain sebagainya.

Allah Subhanahu wata’ala  berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam”. (QS Al-An’am: 162)

Yang dimaksud nusuki adalah dzabhi lil hayawanat (sembelihan-sembelihanku terhadap binatang-binatang ternak)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda bahwa Allah Subhanahu wata’ala  telah berfirman:
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
Artinya: “Dan tidak ada sesuatu yang lebih Aku cintai yang dengannya hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku daripada apa yang telah Aku wajibkan atasnya.” [Hadits Qudsiy diriwayatkan oleh Bukhari]

Hadits qudsiy ialah firman Allah selain Al-Qur'an yang disampaikan dengan lafazh dan Rasulullah.


3.     Bagaimana kita beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala ta’ala?

Jawaban: (Kita beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala) menurut perintah Nya dan perintah Rasul Nya.

Allah Subhanahu wata’ala  berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu”. (QS Muhammad: 33)

Dan Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  :
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Artinya: Barang siapa yang melakukan suatu amal padahal tidak ada atasnya perintah kami maka amalan itu tertolak. Yakni tidak diterima [HR Muslim 5/132 (242)]
       

4.     Apakah kita beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan perasaan takut dan harapan?

Jawaban : Ya betul! Kita beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan rasa takut dan harapan.

Allah Subhanahu wata’ala  berfirman tatkala menyebutkan sifat-sifat orang-orang mukmin:
يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
Artinya: “Sedang mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap”. (QS As Sajdah: 16)

Dan Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam  :
أَسْأَلُ اللَّهَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِهِ مِنْ النَّارِ
Artinya: Aku mohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala surga dan berlindung denganNya dari neraka. [HR Abu Dawud 792-793]

Penjelasan :

Penulis berdalil dengan hadits ini karena dalam hadits ini Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam  memohon kepada Allah Surga, ini menunjukkan adanya perasaan harap (thama') dan juga berlindung kepada-Nya dan siksa api neraka, ini menunjukkan adanya perasaan takut (khauf). Jadi Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam  menggabungkan keduanya yaitu antara perasaan harap dan takut. Wallaahu a'lam.

      
5.     Apa yang dimaksudkan Ihsan dalam ibadah?

Jawaban : (Yang dimaksud “ihsan” dalam ibadah) ialah adanya perasaan diawasi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dalam beribadah.

Allah Subhanahu wata’ala  berfirman:
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
Artinya: “Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud”. (QS Asy Syu’araa: 218-219)

Dan Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  :
الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنَّكَ إِنْ لَا تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Artinya: Yang dinamakan Ihsan adalah engkau menyembah Allah Subhanahu wata’ala seakan-akan engkau melihatNya, dan jika engkau tidak melihatNya sesungguhnya Dia melihatmu. [HR Muslim 1/30 (2)]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar